Google dan Apple protes kebijakan 'anti-Muslim' Trump

Google dan Apple protes kebijakan 'anti-Muslim' Trump
google

Riauaktual.com - Google, Apple dan perusahaan teknologi lainnya menyatakan kekecewaan sekaligus protes terhadap kebijakan imigrasi Presiden Donald Trump yang melarang warga dari tujuh negara mayoritas muslim memasuki Amerika Serikat.

Mereka beralasan, industri teknologi Amerika bergantung kepada insinyur asing dan ahli teknik lainnya yang tercemin dalam persentase tenaga kerja yang cukup besar. "Saya ikut prihatin terhadap kebijakan Trump tentang imigrasi," CEO Apple Tim Cook menulis memo kepada para karyawan yang diperoleh Associated Press. "Ini bukan kebijakan yang kami dukung."

Presiden Trump pada 25 Januari lalu telah menandatangani Keputusan Presiden (Executive Order) mengenai Border Security and Immigration Enforcement Improvement alias pelarangan masuknya pendatang dari negara-negara mayoritas muslim, yakni Irak, Suriah, Iran, Sudan, Libya, Somalia, dan Yaman.

"Kami telah menghubungi Gedung Putih untuk menjelaskan efek negatif pada rekan kerja kami dan perusahaan kami," lanjut Cook.

Cook tidak mengatakan berapa banyak karyawan Apple yang secara langsung terpengaruh oleh kebijakan tersebut, namun dia mengatakan tim SDM, legal dan keamanan perushaan tersebut mendukung karyawan Apple.

"Apple tidak akan ada tanpa imigrasi, apalagi berkembang dan berinovasi seperti yang kami lakukan," tulis Cook mengacu pada pendiri Apple Steve Jobs, yang merupakan seorang putra dari imigran Suriah.

CEO Netflix Reed Hastings dalam laman Facebook-nya, mengatakan "Tindakan Trump tersebut melukai karyawan Netflix di seluruh dunia, dan juga orang bukan asli Amerika, itu menyakitkan kita semua."

"Lebih buruk lagi, tindakan ini akan membuat Amerika lebih tidak aman (melalui kebencian dan hilangnya sekutu). Ini adalah waktu untuk bersama-sama melindungi nilai-nilai Amerika tentang kebebasan dan kesempatan," sambung Hastings. Pendiri Facebook juga mengungkapkan hal senada.

Sementara itu, Google mengimbau karyawannya dari negara-negara tersebut untuk membatalkan rencana perjalanan apapun di luar Amerika dan berkonsultasi dengan tim SDM jika saat ini mereka tidak berada di Amerika.

CEO Google Sundar Pichai mengatakan bahwa setidaknya ada 187 karyawan Google yang dapat terpengaruh oleh kebijakan Trump tersebut. Namun, tidak jelas berapa banyak dari jumlah karyawan tersebut yang saat ini sedang berpergian di luar Amerika.

"Kami selalu membuat pandangan kami terhadap imigrasi diketahui publik dan akan terus melakukannya," kata Pichai dikutip dari Billboard.

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index